dear labuhanku
sunyi dan kediamanku
bukan berarti aku telah berpaling darimu
akan tetapi ku telah lelah dengan rahasia dihati ini
jika nanti tiba waktunya
ku terbaring lemah disudut ruangan
janganlah kau tampakkan air matamu
satu pintaku
temanilah aku disaat senyumku hanyalah selang infus
pandanglah air mataku dikala mataku hanya mampu menutup
genggamlah jemariku ketika seluruh jemariku tak bergerak
kelah kau akan tahu
kenapa ku tak mau melukis kenangan yang nyata
dan semua hanyalah bait-bait kosong diatas kanvas
jangan menyesal telah mencintaiku
walau aku hanya titipkan sketsa maya
tak berhak jemariku terlingkari cincin sucimu
yang dalam anganku
ku mau dan ingin menjadi sosok terindah dalam hidupmu
akan tetapi garis takdir telah tertulis
surat demi surat telah kulampirkan untukmu
agar kau membaca yang terakhir dariku
aku pergi dengan segala cintamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar